Krisis Yunani
Yunani adalah sebuah negara yang terletak di bagian selatan Semenanjung Balkan. Di negara ini lah demokrasi lahir. Di negara ini pula berkembangnya berbagai peradaban barat. Peradaban ini telah menjadi sumber pemikiran yang telah dikembangkan oleh masyarakat modern di seluruh belahan dunia hingga sekarang, terutama di dalam bidang perdagangan. Negara ini penduduknya berjumlah sekitar 11 juta jiwa yang menduduki peringkat ke-22 dalam standar hidup. Oleh karena itu, Yunani dikategorikan sebagai negara maju.
Krisis yang melanda Yunani akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Pemerintah Yunani kesulitan untuk menekan defisit anggaran. Utang negara semakin bertambah dan terus naik mencapai 330 milyar euro atau sekitar Rp 2.838 triliun. Hal tersebut sebagai akibat dari adanya defisit fiskal, yaitu pengeluaran negara Yunani lebih besar dari pendapatannya. Pada akhir tahun 2009 kemarin dikabarkan defisit fiskal Yunani mencapai 25,1% dan jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka dalam satu dekade ke depan utang Yunani mencapai hampir dua kali lipatnya. Utang tersebut akan menjadi malapetaka untuk Yunani bila tidak mampu untuk dibayar.
Hal yang dikhawatirkan adalah apabila para pelaku pasar panik dan menjual suat utang Yunani akan berakibat pada jatuhnya nilai surat utang tersebut. Jika hal ini terjadi, maka investor akan mulai mencari negara-negara lain di kawasan ini yang memiliki prospek yang baik. Surat utang Yunani saat ini banyak dimiliki oleh institusi keuangan di negara-negara Eurozone sehingga dapat mendesak pemerintahnya untuk melakukan langkah penyelamatan.
Negara-negara Eurozone sepakat untuk memberikan bantuan terhadap Yunani. Bantuan tersebut bisa dicairkan setelah Yunani membenahi kebijakan fiskalnya. Langkah yang ditempuh pemerintah Yunani dalam membenahi kebijakan fiskalnya adalah:
· Menaikkan pajak BBM, tembakau dan alkohol
· Menaikkan usia pensiun menjadi dua tahun lebih lama
· Memotong gaji pegawai negeri yang besarnya mencapai 25% dari belanja negara
· Memperketat regulasi perpajakan
Dengan adanya kebijakan tersebut, aksi protes timbul di mana-mana. Para pekerja di seluruh negeri melakukan boikot terhadap kantor pemerintahan, sekolah, dan pengadilan, serta menutup bandara. Dalam hal ini, kebijakan yang ditempuh pemerintah kurang jitu dalam menghadapi krisis yang semakin mengkhawatirkan.
Krisis ini menyebabkan jatuhnya kurs Euro terhadap mata uang lainnya, termasuk Rupiah. Akibat dari hal tersebut, kemampuan bersaing barang ekspor dari Indonesia ke Eropa menurun. Selain itu, krisis ini menyebabkan permasalahan kepercayaan. Jika krisis meluas maka tingkat kepercayaan investor akan semakin menurun dan dapat berdampak negatif terhadap pasar finansial dunia.
Sumber:
http://parahita.wordpress.com/2010/05/24/krisis-yunani-sekali-lagi-mengenai-krisis-utang/ 23 Okt. 11 23:01
http://diplomatmudahiuinsyarifhidayatullah.blogspot.com/2010/11/krisis-keuangan-yunani-penyebab-dan.html 23 Okt. 11 22:41
http://citrasilviani.wordpress.com/2011/10/28/krisis-yunani/ 28 Okt. 11 19.02
Aldora M. Fathu Rahman
25209669
3 EB 01