the new

Aldora M. Fathu Rahman
25209669/ 1 EB 09

Film berjudul Sisingaan menceritakan tarian khas Subang, Jawa Barat yang bernama sama dengan tarian itu sendiri. Film ini menceritakan tentang sejarah, hakekat, dan perkembangannya. Pertama kali tarian ini dibuat di Karet, Pamanukan pada tahun 1986. Tarian ini merupakan simbol pemberontakan terhadap penjajah. Tarian Sisingaan diiringi oleh musik gamelan. Saat ini, tarian Sisingaan digunakan untuk memeriahkan upacara khitanan di daerah Subang.
Tari Sisingaan pada awalnya menggunakan dua singa kembar yang terbuat dari kayu dengan bentuk seadanya, muka singa digambar di karton. Singa tersebut berbentuk tandu dan di atasnya ada dua anak kecil yang masing-masing menaiki singa tersebut. Tetapi saat ini bentuk singa sudah berkembang dan lebih mirip seperti singa aslinya diukir menggunakan kayu.
Seni rupa dan seni tari merupakan perpaduan dari tari sisingaan. Dari segi seni rupa, kostum penari dibuat semenarik mungkin dengan warna yang mencolok dan bentuk patung singa yang dibuat hingga mirip singa aslinya. Selain itu atribut lainnya seperti payung dibuat dengan warna yang seragam dengan kostum penari sehingga warna-warna yang ada dalam tarian tersebut berpadu menjadi seni rupa.
Kemudian dari segi seni tari. Di dalam tari sisingaan terdapat gerakan-gerakan silat, tari jaipong dan atraksi akrobat. Gerakan, tari dan atraksi tersebut dikombinasikan sehingga menjadi tarian sisingaan. Seni tari dalam tarian sisingaan menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan dengan tarian lainnya.
Di dalam film ini tersirat berbagai nilai-nilai, seperti tanggung jawab, keindahan, harapan. Tanggung jawab terhadap masyarakat yaitu dengan melakukan tarian sisingaan dengan baik. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara yaitu dengan melestarikan tarian sisingaan agar tidak lenyap tertinggal zaman.
Sedangkan nilai keindahan, yaitu keindahan gerakan tari sisingaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan tarian lain. Nilai harapan, yaitu harapan masyarakat Subang terhadap tarian ini agar tetap digunakan untuk memeriahkan upacara khitanan di daerah Subang.